This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 01 Maret 2023

MENERAPKAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

  1.  1.4.a.7 Demonstrasi Kontekstual - Budaya Positif di Sekolah.


Pendahuluan 

Dalam konteks kelas sering ditemukan permasalahan-permasalahan sosial di kelas yang sering dihadapi Guru dan Murid sehingga suasana kelas terasa tidak aman, nyaman dan tenteram bagi Guru dan Murid. 


Tata tertib dan peraturan di sekolah khususnya di kelas pastinya kita jumpai dan sering kita temukan, namun apakah itu sudah bisa menciptakan budaya positif sekolah atau kelas impian yang diinginkan anak-anak? Apakah aturan dan tata tertib tersebut berjalan dengan baik dan semua warga sekolah dapat melaksanakannya?


Lain hal lagi ketika banyak poster atau spanduk yang berisi tata tertib atau aturan sekolah justru pelaksanaannya berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan, misalnya di Tata tertib di tuliskan “Dilarang buang sampah sembarangan”, justru dalam faktanya kita menemukan sampah yang berserakan dimana-mana.


Maka dari itu pentingnya menciptakan budaya positif sekolah khususnya budaya positif sekolah dalam konteks kelas berdasarkan "Kesepakatan," untuk melibatkan peran murid dan guru dalam menciptakan budaya positif sekolah.


Dan saya selaku calon guru penggerak mencoba menerapkan budaya positif sekolah dengan melibatkan Guru dan Murid dalam mewujudkan kelas yang seperti apa yang diinginkan murid, sehingga mereka merasa aman, Nyaman dan tenteram dalam mengikuti proses pndidikan. 


Adapun alur untuk menciptakan budaya positif di kelas diantaranya, yaitu :

1. Dalam menciptakan Budaya Positif sekolah berdasarkan kesepakatan antara guru dan murid, saya memposisikan diri saya sebagai "Manajer," untuk lebih jelasnya, silahkan simak tabel di bawah ini :

Posisi guru sebagai manajer, yakni dari tindakan yang diambil (perkataan, akibat, pola perilaku, dan motivasi yang berkembang) melibatan kesepakatan kelas antara guru dan murid, dengan diskusi guru menggali informasi hal-hal apa yang menjadi permasalahan di kelas, dan bersama-sama menemukan solusinya untuk mencapai kelas impian.


2. Beberapa tindakan dalam membuat kesepakatan kelas yang saya lakukan di kelas 3 SD Negeri Citeureup 07, diantaranya :

  1. Melakukan sosialisai/informasi kepada orangtua murid lewat jejaring sosial Whatsapp. Menggali informasi keluhan apa dan kelas impian seperti apa yang diinginkan oleh anak-anaknya.
  2. Dengan bimbingan orangtua murid, murid menuliskan hal-hal apa saja yang mereka inginkan. Kemudian mengirimkannya dalam bentuk dokumentasi foro.
  3. Pada saat luring, diskusi kembali dibuka mengenai kesepakatan kelas, melakukan diskusi antara guru dan murid hal-hal apa saja yang dirasa membuat tidak nyaman selama berlangsungnya pembelajaran.
  4. Guru menuliskan berbagai keluhan yang diungkapkan murid di papan tulis.
  5. Guru mempersilahkan murid-murid untuk mengungkapkan ide atau gagasannya untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi bersama-sama, kemudian guru menuliskannya di papan tulis.
  6. Guru dan murid membacakan kembali bersama-sama atas permasalahan apa saja yang telah dituliskan di papan tulis tersebut berserta solusinya kemudian di sepakati bersama.
  7. Guru menuliskan kesepakatan kelas tersebut, dalam kalimat positif dengan menghinfari kata "Dilarang" dan "Jangan" ke dalam Poster yang menarik kemudian Guru dan murid memberikan cap tangan/cap jempol sebagai bentuk persetujuan atas kesepakatan bersama di kelas.
  8.  Poster dipajang di kelas dengan posisi yang strategis dan bisa dilihat oleh semua orang/warga di dalam kelas.

3. Berikut ini adalah dokumentasi saat proses kesepakatan kelas di buat :  


Kalimat diskusi/percakapan yang digunakan :

Guru    ; Di kelas kita, ada gak yang merasa tidak nyaman saat belajar? (hening, murid belum paham)

maksudnya begini

4. Tantangan yang dihadapi saat proses kesepakatan kelas berlangsung :

  • Keberhasilan :

          Kesepakatan kelas berjalan dengan baik pada hari tersebut dibuat, anak lebih paham posisi dan kedudukannya, tumbuh kesadaran dan motivasi intrinsik pada murid. Karena kesepakatan kelas pada diskusi disebutkan saling menghargai guru dan teman, sehingga guru lebih tenang dalam mengajar, dan tidak lagi memakai emosi atau hukuman atas tindakan murid yang dirasa membuat tidak nyaman atau mengganggu.

  • Tantangan
  • Saat melakukan diskusi :

    Masih ada beberapa murid yang ragu atau belum percaya diri untuk berdiskusi mengungkapkan keluhan atau ide/gagasan dalam membuat kesepakatan kelas.

  • Saat Pelaksanaan kesepakatan kelas sudah disepakati :
  Masih ada satu orang murid yang belum paham akan kesepakatan kelas, sehingga kesepakatan kelas di acuhkan begitu saja (karakter murid ngeyel, hyperaktif). Hal tersebut tentunya sangat menghawatirkan bagi saya, ketika anak itu mempengaruhi yang lain untuk mengabaikan kesepakatan kelas seketika murid yang lain sudah paham dan melaksanakan kesepakatan kelas dengan baik.

WEBINAR SERIES KAGUGAH OPTIMALISASI KOMPETENSI GURU MELALUI PLATFORM MERDEKA MENGAJAR (PMM) DAN PENDAMPINGAN PENDAFTARAN IKM 2023/2024 KAB. BOGOR

 WEBINAR SERIES KAGUGAH OPTIMALISASI KOMPETENSI GURU MELALUI PLATFORM MERDEKA MENGAJAR (PMM) DAN PENDAMPINGAN PENDAFTARAN IKM 2023/2024 
KAB. BOGOR
Kamis, 02 Maret 2023





Hallo.. Hai.. Bapak/Ibu guru hebat.. Ayo gabung! WEBINAR SERIES KAGUGAH Optimalisasi Kompetensi Guru Melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan Pendampingan Pendaftaran IKM 2023/2024 (Kendala Pendaftaran) ✒️Keynote Speaker : Juanda Dimansyah, SE, MM (Kepala Dinas Pendidikan Kab. Bogor) ✒️Narasumber : 1. Dr. Tuti Alawiyah, M.Pd (Guru & Kontributor PMM) 2. Anto Sugiri, S.Pd (Ketua KBGP Kab. Bogor) ✒️Moderator & Host Moderator: Desi Diana, M.Pd Host: Ratna Hidayati, S.Pd ✒️Hari /Tgl: Kamis, 2 Maret 2023 Waktu: Pukul 14.00 - 16.00 WIB ✒️Narahubung Registrasi : Haminah Lubis, S.Pd (0822-9806-1196) Link pendaftaran: https://bit.ly/webinarkagugahpmm ✒️Link Zoom Meeting: https://zoom.us/j/6247893083?pwd=RFp3a2plUFZ2Y3lBZ1UzZzRDSEJRZz09 Meeting ID: 824 789 3083 Passcode: 934012 Join grup WA: https://chat.whatsapp.com/EIs4opEHdohH5ltMRPaiku -------------------------------



Senin, 27 Februari 2023

PELATIHAN QUIZIZZ GRATIS BERSERTIFIKAT 32 JP 1 dan 3 MARET 2023

 PELATIHAN QUIZIZZ GRATIS BERSERTIFIKAT 32 JP 1 dan 3 MARET 2023


    Pelatihan Quizizz 32 jp



Flyer Pelatihan Quizizz


Assalamualaikum wr.wbr. Salam bahagia Bapak/Ibu guru hebat. Salam solidaritas untuk semua Bapak/ibu guru anggota PGRI. Salam Merdeka Belajar. SLCC PGRI Kabupaten Bogor berkolaborasi dengan Quizizz mempersembahkan kegiatan MERDEKA BELAJAR DENGAN QUIZIZZ (Paper Mode No Hp No Quota). Bapak/Ibu dapat mengikuti kegiatan ini dengan benefit E-certifikat 32 Jp (Free).
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Hari Rabu, 01 Maret 2023 dan Jum'at, 03 Maret 2023.
Pukul 13.30 s.d 15.30 WIB
Silahkan bergabung pada tautan berikut: Group wa https://bit.ly/GrupWAPelatihanQuizizz2023 Link pendaftaran http://bit.ly/daftarquizizz2023 Pelaksanan Kegiatan akan dilaksanakan secara daring. Melalui Link meeting berikut: http://bit.ly/zoompelatihanquizizz2023 Semoga kegiatan ini mendorong kita semua menjadi pendidik yang senantiasa bergerak belajar dan berbagi manfaat dalam ruang-ruang pendidikan. Hidup Guru Hidup PGRI Solidaritas (Yes) #PGRI Kab.Bogor #SLCC PGRI Kab. Bogor #Quizizz Trainer


Kamis, 10 Desember 2020

Revisi kedua Rancangan Program Aksi Nyata.

Revisi kedua Rancangan Program Aksi Nyata.

Fasilitator    : Bpk. Dr. Cep Unang Wardaya, S, Ag, M. Si

Pendamping    : Bpk. Fajar Sidiq Setiawan, M.Pd, G,r




MEMBANGUN KARAKTER MANDIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMA 2 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 MELALUI PEMBELAJARAN JARAK JAUH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA JEJARING SOSIAL YOUTUBE


1. LATAR BELAKANG

            Ki Hajar Dewantara merupakan pioner dan pelopor terbentuknya sistem pendidikan di Indonesia. Adapun semboyan yang terkenal “Ing Ngarso Sungtulodo (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah menciptakan peluang, prakarsa atau ide), Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan)”.

Pendidikan menurut Pemikiran Ki Hajar Dewantara menganut pemahaman bahwa pendidikan itu harus holistik dan seimbang, tidak boleh timpang. Baik keseimbangan budi pekerti yang membawa anak pada kebijaksanaan untuk berbagai disiplin ilmu, demikian juga pengajaran merupakan bagian dari proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin, sedangkan pendidikan memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar dia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia mapun sebagai anggota masyarakat. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Kondisi saat ini dengan adanya pandemi Covid-19 memaksa sistem pendidikan mengikuti arus perubahan kodrat zaman, melalui pola pembelajaran jarak jauh (PJJ), dimana siswa mengikuti pembelajaran secara daring/luring dengan mengikuti protokol kesehatan yang sangat ketat demi keselamatan generasi pembelajar dari bahaya virus Corona.

Oleh karena itu, sebagai calon guru penggerak dilakukan aksi nyata melalui judul “Membangun Karakter Mandiri Siswa Dalam Pembelajaran Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 1 Melalui Pembelajaran Jarak Jauh Dengan Menggunakan Media Youtube.”


2. TUJUAN

 Adapun tujuan dari Rancangan Aksi Nyata ini adalah :

  1. Siswa memiliki karakter mandiri.
  2. Meningkatkan minat dan kemampuannya
  3. Mencari pengetahuan serta termotivasi
  4. Menciptakan hal baru, berinovasi, dan mempunyai rasa cinta terhadap kesenian juga budaya.
  5. Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan melakukan kontrol diri.


3. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Adapun tujuan dari Rancangan Aksi Nyata ini adalah :

  1. Siswa memiliki karakter mandiri.
  2. Meningkatkan minat dan kemampuannya
  3. Mencari pengetahuan serta termotivasi
  4. Menciptakan hal baru, berinovasi, dan mempunyai rasa cinta terhadap kesenian juga budaya.
  5. Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan melakukan kontrol diri.


6. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

            Keluarga
            Sebagai pusat pendidikan yang pertama dan utama dalam membentuk kemandirian siswa.

       Sekolah           :

Sebagai tempat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki siswa dengan program yang terstruktur dan sistematis, memberikan tuntunan melalui pendidikan sesuai minat dan bakat murid serta berpusat pada murid.

       Masyarakat     :

Sebagai tempat eksplorasi dan eksistensi kemandirian dengan potensi kemandirian yang dimilikinya, mengkondisikan lingkungan yang kondusif untuk kemandirian siswa.

 

7. TOLAK UKUR

Rancangan aksi nyata ini dikatakan berhasil jika :

  1. 80% s/d 100% siswa kelas 3 SD Negeri Citeureup 07 mengikuti pembelajaran dengan baik, meliputi materi yang disampaikan dan tugas yang diberikan, laporan disampaikan dari komentar yang terlihat/laporan melalui pesan media sosial lainnya (WA).
  2. 100% Siswa mengirimkan hasil karyanya melalui dokumentasi foto/video.
  3.  Umpan balik yang positif dari murid ataupung orangtua siswa.


8. LINIMASA TINDAKAN
  1. Guru menyiapkan materi yang akan disampaikan yaitu Materi Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 1
  2. Memberikan sosialisasi/informasi mengenai pembelajaran melalui daring lewat pesan media sosial (Whatsapp)
  3. Guru memberikan materi pembelajaran yang telah dibuat kemudian dibagikan ke media sosial youtube dengan alamat channel : https://youtu.be/SArKlXtT1fI 

     (Sesuai filosofis Ki Hajar Dewantara Kodrat Alam dan Kodrat zaman ; dampak covid19 belajar dari rumah)
  4. Melalui bimbingan Orangtua murid atau Keluarga di rumah, murid diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran dengan cara menjawab soal pada kolom komentar pada youtube (Pendidikan berpusat pada murid)
  5. Melalui bimbingan dan peran orangtua murid, murid diberikan kesempatan untuk menghias gambar dekoratif tumbuhan sesuai dengan warna dan kreatifitas masing-masing (Mengembangkan potensi anak sesuai minat dan bakatnya)
  6. Melaporkan hasil karya murid oleh orangtua/wali murid melalui media sosial whatsapp.
  7. Menampung umpan balik dari siswa/orangtua wali murid.

9. Berikut ini adalah dokumentasi dari hasil pembelajaran :

1.     Melalui bimbingan dan peran orangtua, murid mengikuti pembelajaran via daring.



Dengan bimbingan orangtua/bimbingan keluarga di rumah, murid ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan jawaban pada kolom komentar pada youtube.




Hasil Karya Siswa :


Testimoni orangtua siswa.








10.     Kesimpulan Hasil dari Rancangan Aksi Nyata :

Berhasil dilaksanakan.

 

11.     Refleksi/Evaluasi.

Dari hasil Aksi Nyata yang telah dilaksanakan, dalam prosesnya didapatkan temuan sebagai berikut :

Faktor pendukung (keberhasilan)

       Dukungan dari kepala sekolah dan rekan guru sejawat

       Adanya kerja sama dengan orang tua siswa

       Tersedianya kuota dan perangkat pembelajaran

 

Faktor penghambat (kegagalan)

       Sinyal dan jaringan internet yang tidak stabil

       Belum mumpuni dalam penggunaan teknologi/masih proses belajar

       Kesibukan orang tua dalam membimbing anaknya belajar dari rumah. 

       Belum sepenuhnya orangtua murid mempunyai dukungan fasilitas gawai dan internet.

 

Rencana Perbaikan Masa Mendatang

       Jalin komunikasi dengan orang tua siswa

       Lebih inovatif dalam penerapan metode pembelajaran

 

PENUTUP

            Demikianlah laporan Aksi Nyata Rancangan Program modul 1.1.a.10 dengan Judul “Membangun Karakter Mandiri Siswa Dalam Pembelajaran Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 1 Melalui Pembelajaran Jarak Jauh Dengan Menggunakan Media Jejaring Sosial Youtube” telah dilaksanakan. Tanpa bimbingan dari Fasilitator dan Pendamping serta kolaborasi yang baik antar anggota Calon Guru Penggerak, pastinya tidak akan berjalan dengan baik. Maka dari itu selaku penulis saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kepenulisan selanjutnya selama Program Pendidikan Guru Penggerak ini berlangsung. Terima kasih.

            Wassalaamu’alaikum Wr Wb.


Salam Guru Penggerak

Merdeka dan Bahagia

Ratna Hidayati, S.Pd

SD Negeri Citeureup 07

Kabupaten Bogor - Jawa Barat


Selasa, 01 Desember 2020

Membentuk Budaya Positif di Sekolah.

1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Refleksi Kritis tentang Budaya Positif
Fasilitator     : Bpk Dr. Cep Unang Wardaya, M.Si
PDP034        : Bpk Fajar Sidiq Setiawan, M.Pd., Gr

 

Membentuk Budaya Positif di Sekolah.
Manakah yang lebih baik? Penerapan Disiplin atau Hukuman?

        Sekolah merupakan bagian dari tripusat pendidikan yang membantu dan mempunyai peran untuk mendukung tumbuh kembangnya murid dalam menjalankan proses pendidikan yang sesuai dengan kodrat anak, kodrat alam dan juga kodrat zamannya.

        Dalam pembentukkan budaya positif sekolah, warga sekolah khususnya Guru yang mempunyai peran dan pemangku kepentingan dalam mewujudkan visi murid merdeka, posisi guru disini sangat menentukan dalam membangun karakter positif murid melalui Budaya positif sekolah yang akan diprogramkan.

        Perlu adanya komunikasi yang baik antara murid dan guru dalam menciptakan budaya positif sekolah, dengan cara memberlakukan penerapan disiplin. Penerapan disiplin bisa dilaksanakan dan dikomunikasikan dengan baik kepada murid sehingga terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, dan dampak yang dihasilkan dari penerapan disiplin berdasarkan kesepakatan tersebut adalah :

Bagi Guru :

  1. Menjadi Sauri Teladan yang baik bagi murid-muridnya.
  2. Tercipta ikatan emosional yang positif antara guru dan murid, sehingga murid mempunyai pemikiran positif terhadap gurunya.
  3. Guru tidak lagi mengeluarkan usaha yang berlebihan dalam menciptakan budaya positif murid, dikarenakan melalui manajemen yang diterapkan guru motivasi murid tumbuh dari dalam diri mereka sendiri dan mempunyai kesadaran akan apa yang dilakukan selama proses pendidikan berlangsung.

Bagi Murid :

  1. Murid merasa aman, nyaman dan tenteram dalam mengikuti proses pendidikan yang diberikan gurunya.
  2. Tumbuh motivasi dari dalam, sehingga murid merdeka tidak merasa tertekan atau terintimidasi atas apa yang mereka akan lakukan dan tidak dilakukan, karena telah menyepakati dan mengetahui konsekwensi atas penerapan disiplin yang telah dibuat antara guru dan murid tadi.
  3. Murid mempunyai kontrol diri dan bisa menyelesaikan masalahnya atas apa yang diperbuat dan dialami dalam melaksanakan proses pendidikan tersebut.
  4. Murid mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakatnya sesuai dengan potensi yang dimiliki.


        Bagaimana jika Budaya positif diciptakan melalui penerapan Hukuman? Selain jatuhnya kepada tindakan kekerasan kepada murid secara Verbal, tetapi juga berpengaruh kepada Psikologis murid. Dan tentunya tindakan kekerasan ini bisa berhubungan dengan Hukum Pidana, pastinya semua guru dalam menerapkan hukuman ini adalah tujuannya baik yakni untuk mendidik dan membangun karakter positif untuk murid, akan tetapi kita perlu kaji lagi akan dampak penerapan Hukuman kepada murid, diantaranya :

Dampak Bagi Guru :

  1. Guru akan dikenang oleh siswa sebagai karakter yang kurang baik, tidak memberikan Sauri Teladan yang baik (Jatuh harkat dan martabat guru)
  2. Tumbuh rasa egois kepada guru tersebut yang melakukan suatu hukuman.
  3. Tumbuh jiwa otoriter dalam memimpin pembelajaran di kelasnya
  4. Menghambat dan mematikan kreativitas dan pengetahuan murid.

Dampak bagi murid :

  1. Murid merasa tidak tenteram, nyaman dan aman dalam mengikuti proses pendidikan
  2. Menghambat kreatifitas murid dan tidak mempunyai kesempatan dalam mengembangkan potensinya, karena dihantui rasa takut akan tindakan guru yang akan murid terima.
  3. Ketika karakter positif yang diharapkan dari penerapan hukuman tersebut, maka justru akan memunculkan karakter yang kurang baik bagi murid seperti pemikiran murid yang menganggap bahwa gurunya tidak menyayanginya karena tidak mengasihinya dengan cara tidak memberikan kesempatan untuk menjelaskan alasan, dan guru tidak membuat kesepakatan kelas dengan murid. Dan bisa saja suatu saat nanti karakter yang dihasilkan adalah Jiwa yang pemberontak karena tidakmenegertian guru dalam melaksanakan proses pendidikan.
  4. Murid akan mengalami luka batin dan hal tersebut akan terus diingat serta berdampak panjang terhadap kehidupan murid selanjutnya.


        Untuk bisa menumbuhkan disiplin kepada murid di sekolah, maka perlunya dukungan dari para pemangku kepentingan pendidikan. (Pemerintahan, sekolah, masyarat). Dan Jika penerapan disiplin akan diterapkan dalam konteks kelas, peran dan pemangku yang dibtuhkan adalah Guru, orangtua murid dan Murid dikelas itu sendiri yang harus dilibatkan.

        Berikut ini adalah hal yang bisa dilakukan dalam menerapkan disiplin sekolah :

Guru memposisikan diri sebagai (manager), dengan penjabaran sebagai berikut :

  1. Mengambil tindakan akan bertanya kepada siswa dan membuat kesepakatan.
    Contohnya memulai kesepakatan antara Guru dan murid sebelum memulai pembelajaran, atau kesepakatan ini bisa dibuat menjelang ajaran tahun baru.
  2. Dalam perkataan menggunakan bahasa yang tidak menghakimi, dan mencoba menggali informasi murid sehingga murid merasa didengarkan.
    Contoh. Ketika menemukan kasus murid yang terlambat hadir ke sekolah, meski telah dibuat atas kesepakatan kelas sebelumnya. Guru memposisikan diri untuk menjadi pendengar yang baik, menggali informasi kenapa hal tersebut bisa terjadi dan memberikan kesempatan kepada murid agar tidak terjadi lagi.
  3. Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengatasi masalahnya terhadap apa yang murid hadapi, sehingga dampak atau akibat yang dihasilkan sesuai dengan kodrat murid. (problem solving)
  4. Membangun pola perilaku yang baik melalui budaya positif sekolah sehingga karakter disiplin tumbuh dari dalam diri murid dengan memberikan keteladanan yang baik (menuntun).
    Contoh Jika ingin membangun budaya positif melalui penerapan disiplin, berikanlah teladan yang baik dengan mempunyai jiwa yang disiplin pula kepada murid.
  5. Mengembangkan motivasi dalam diri guru terlebih dahulu sehingga dalam menumbuhkan motivasi intinsrik murid pun dapat tumbuh dengan baik.
  6. Mempunyai public speaking yang baik agar bisa menyampaikan perihal disiplin tersebut kepada orangtua siswa/masyarakat.

        Jadi kesimpulan dalam membangun budaya positif sekolah dari pertimbangan yang telah dijabarkan diatas adalah maka kita sebaiknya kita merubah pola pikir kita untuk tidak menerapkan Hukuman karena, dampak yang akan timbul tidak sebaik niat dan tujuan guru dalam mendidik melalui proses penerapan hukuman tersebut. Dan sebaiknya menerapkan penerapan Disiplin dalam menciptakan budaya positif sekolah, karena dengan penerapan disiplin dapat mencapai Visi Murid Merdeka, yakni murid yang merasa aman, nyaman, tenteram dan bahagia dalam menjalani proses pendidikan yang diberikan oleg gurunya.

        Sekian penjabaran antara penerapan hukuman dan penerapan disiplin ini saya sampaikan dalam membangun budaya positif sekolah. Tulisan ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu silahkan untuk menuliskan komentar yang membangun demi kesempurnaan tulisan selanjutnya.


Terimakasih.

Salam Guru Penggerak, Merdeka dan Bahagia.

Ratna Hidayati, S.Pd

SD Negeri Citeureup 07

CGP PDP034 Kab. Bogor Prov. Jawa Barat.