Selasa, 01 Desember 2020

Membentuk Budaya Positif di Sekolah.

1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Refleksi Kritis tentang Budaya Positif
Fasilitator     : Bpk Dr. Cep Unang Wardaya, M.Si
PDP034        : Bpk Fajar Sidiq Setiawan, M.Pd., Gr

 

Membentuk Budaya Positif di Sekolah.
Manakah yang lebih baik? Penerapan Disiplin atau Hukuman?

        Sekolah merupakan bagian dari tripusat pendidikan yang membantu dan mempunyai peran untuk mendukung tumbuh kembangnya murid dalam menjalankan proses pendidikan yang sesuai dengan kodrat anak, kodrat alam dan juga kodrat zamannya.

        Dalam pembentukkan budaya positif sekolah, warga sekolah khususnya Guru yang mempunyai peran dan pemangku kepentingan dalam mewujudkan visi murid merdeka, posisi guru disini sangat menentukan dalam membangun karakter positif murid melalui Budaya positif sekolah yang akan diprogramkan.

        Perlu adanya komunikasi yang baik antara murid dan guru dalam menciptakan budaya positif sekolah, dengan cara memberlakukan penerapan disiplin. Penerapan disiplin bisa dilaksanakan dan dikomunikasikan dengan baik kepada murid sehingga terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, dan dampak yang dihasilkan dari penerapan disiplin berdasarkan kesepakatan tersebut adalah :

Bagi Guru :

  1. Menjadi Sauri Teladan yang baik bagi murid-muridnya.
  2. Tercipta ikatan emosional yang positif antara guru dan murid, sehingga murid mempunyai pemikiran positif terhadap gurunya.
  3. Guru tidak lagi mengeluarkan usaha yang berlebihan dalam menciptakan budaya positif murid, dikarenakan melalui manajemen yang diterapkan guru motivasi murid tumbuh dari dalam diri mereka sendiri dan mempunyai kesadaran akan apa yang dilakukan selama proses pendidikan berlangsung.

Bagi Murid :

  1. Murid merasa aman, nyaman dan tenteram dalam mengikuti proses pendidikan yang diberikan gurunya.
  2. Tumbuh motivasi dari dalam, sehingga murid merdeka tidak merasa tertekan atau terintimidasi atas apa yang mereka akan lakukan dan tidak dilakukan, karena telah menyepakati dan mengetahui konsekwensi atas penerapan disiplin yang telah dibuat antara guru dan murid tadi.
  3. Murid mempunyai kontrol diri dan bisa menyelesaikan masalahnya atas apa yang diperbuat dan dialami dalam melaksanakan proses pendidikan tersebut.
  4. Murid mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakatnya sesuai dengan potensi yang dimiliki.


        Bagaimana jika Budaya positif diciptakan melalui penerapan Hukuman? Selain jatuhnya kepada tindakan kekerasan kepada murid secara Verbal, tetapi juga berpengaruh kepada Psikologis murid. Dan tentunya tindakan kekerasan ini bisa berhubungan dengan Hukum Pidana, pastinya semua guru dalam menerapkan hukuman ini adalah tujuannya baik yakni untuk mendidik dan membangun karakter positif untuk murid, akan tetapi kita perlu kaji lagi akan dampak penerapan Hukuman kepada murid, diantaranya :

Dampak Bagi Guru :

  1. Guru akan dikenang oleh siswa sebagai karakter yang kurang baik, tidak memberikan Sauri Teladan yang baik (Jatuh harkat dan martabat guru)
  2. Tumbuh rasa egois kepada guru tersebut yang melakukan suatu hukuman.
  3. Tumbuh jiwa otoriter dalam memimpin pembelajaran di kelasnya
  4. Menghambat dan mematikan kreativitas dan pengetahuan murid.

Dampak bagi murid :

  1. Murid merasa tidak tenteram, nyaman dan aman dalam mengikuti proses pendidikan
  2. Menghambat kreatifitas murid dan tidak mempunyai kesempatan dalam mengembangkan potensinya, karena dihantui rasa takut akan tindakan guru yang akan murid terima.
  3. Ketika karakter positif yang diharapkan dari penerapan hukuman tersebut, maka justru akan memunculkan karakter yang kurang baik bagi murid seperti pemikiran murid yang menganggap bahwa gurunya tidak menyayanginya karena tidak mengasihinya dengan cara tidak memberikan kesempatan untuk menjelaskan alasan, dan guru tidak membuat kesepakatan kelas dengan murid. Dan bisa saja suatu saat nanti karakter yang dihasilkan adalah Jiwa yang pemberontak karena tidakmenegertian guru dalam melaksanakan proses pendidikan.
  4. Murid akan mengalami luka batin dan hal tersebut akan terus diingat serta berdampak panjang terhadap kehidupan murid selanjutnya.


        Untuk bisa menumbuhkan disiplin kepada murid di sekolah, maka perlunya dukungan dari para pemangku kepentingan pendidikan. (Pemerintahan, sekolah, masyarat). Dan Jika penerapan disiplin akan diterapkan dalam konteks kelas, peran dan pemangku yang dibtuhkan adalah Guru, orangtua murid dan Murid dikelas itu sendiri yang harus dilibatkan.

        Berikut ini adalah hal yang bisa dilakukan dalam menerapkan disiplin sekolah :

Guru memposisikan diri sebagai (manager), dengan penjabaran sebagai berikut :

  1. Mengambil tindakan akan bertanya kepada siswa dan membuat kesepakatan.
    Contohnya memulai kesepakatan antara Guru dan murid sebelum memulai pembelajaran, atau kesepakatan ini bisa dibuat menjelang ajaran tahun baru.
  2. Dalam perkataan menggunakan bahasa yang tidak menghakimi, dan mencoba menggali informasi murid sehingga murid merasa didengarkan.
    Contoh. Ketika menemukan kasus murid yang terlambat hadir ke sekolah, meski telah dibuat atas kesepakatan kelas sebelumnya. Guru memposisikan diri untuk menjadi pendengar yang baik, menggali informasi kenapa hal tersebut bisa terjadi dan memberikan kesempatan kepada murid agar tidak terjadi lagi.
  3. Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengatasi masalahnya terhadap apa yang murid hadapi, sehingga dampak atau akibat yang dihasilkan sesuai dengan kodrat murid. (problem solving)
  4. Membangun pola perilaku yang baik melalui budaya positif sekolah sehingga karakter disiplin tumbuh dari dalam diri murid dengan memberikan keteladanan yang baik (menuntun).
    Contoh Jika ingin membangun budaya positif melalui penerapan disiplin, berikanlah teladan yang baik dengan mempunyai jiwa yang disiplin pula kepada murid.
  5. Mengembangkan motivasi dalam diri guru terlebih dahulu sehingga dalam menumbuhkan motivasi intinsrik murid pun dapat tumbuh dengan baik.
  6. Mempunyai public speaking yang baik agar bisa menyampaikan perihal disiplin tersebut kepada orangtua siswa/masyarakat.

        Jadi kesimpulan dalam membangun budaya positif sekolah dari pertimbangan yang telah dijabarkan diatas adalah maka kita sebaiknya kita merubah pola pikir kita untuk tidak menerapkan Hukuman karena, dampak yang akan timbul tidak sebaik niat dan tujuan guru dalam mendidik melalui proses penerapan hukuman tersebut. Dan sebaiknya menerapkan penerapan Disiplin dalam menciptakan budaya positif sekolah, karena dengan penerapan disiplin dapat mencapai Visi Murid Merdeka, yakni murid yang merasa aman, nyaman, tenteram dan bahagia dalam menjalani proses pendidikan yang diberikan oleg gurunya.

        Sekian penjabaran antara penerapan hukuman dan penerapan disiplin ini saya sampaikan dalam membangun budaya positif sekolah. Tulisan ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu silahkan untuk menuliskan komentar yang membangun demi kesempurnaan tulisan selanjutnya.


Terimakasih.

Salam Guru Penggerak, Merdeka dan Bahagia.

Ratna Hidayati, S.Pd

SD Negeri Citeureup 07

CGP PDP034 Kab. Bogor Prov. Jawa Barat.

0 komentar:

Posting Komentar