This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 10 Desember 2020

Revisi kedua Rancangan Program Aksi Nyata.

Revisi kedua Rancangan Program Aksi Nyata.

Fasilitator    : Bpk. Dr. Cep Unang Wardaya, S, Ag, M. Si

Pendamping    : Bpk. Fajar Sidiq Setiawan, M.Pd, G,r




MEMBANGUN KARAKTER MANDIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMA 2 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 MELALUI PEMBELAJARAN JARAK JAUH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA JEJARING SOSIAL YOUTUBE


1. LATAR BELAKANG

            Ki Hajar Dewantara merupakan pioner dan pelopor terbentuknya sistem pendidikan di Indonesia. Adapun semboyan yang terkenal “Ing Ngarso Sungtulodo (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah menciptakan peluang, prakarsa atau ide), Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan)”.

Pendidikan menurut Pemikiran Ki Hajar Dewantara menganut pemahaman bahwa pendidikan itu harus holistik dan seimbang, tidak boleh timpang. Baik keseimbangan budi pekerti yang membawa anak pada kebijaksanaan untuk berbagai disiplin ilmu, demikian juga pengajaran merupakan bagian dari proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin, sedangkan pendidikan memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar dia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia mapun sebagai anggota masyarakat. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Kondisi saat ini dengan adanya pandemi Covid-19 memaksa sistem pendidikan mengikuti arus perubahan kodrat zaman, melalui pola pembelajaran jarak jauh (PJJ), dimana siswa mengikuti pembelajaran secara daring/luring dengan mengikuti protokol kesehatan yang sangat ketat demi keselamatan generasi pembelajar dari bahaya virus Corona.

Oleh karena itu, sebagai calon guru penggerak dilakukan aksi nyata melalui judul “Membangun Karakter Mandiri Siswa Dalam Pembelajaran Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 1 Melalui Pembelajaran Jarak Jauh Dengan Menggunakan Media Youtube.”


2. TUJUAN

 Adapun tujuan dari Rancangan Aksi Nyata ini adalah :

  1. Siswa memiliki karakter mandiri.
  2. Meningkatkan minat dan kemampuannya
  3. Mencari pengetahuan serta termotivasi
  4. Menciptakan hal baru, berinovasi, dan mempunyai rasa cinta terhadap kesenian juga budaya.
  5. Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan melakukan kontrol diri.


3. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Adapun tujuan dari Rancangan Aksi Nyata ini adalah :

  1. Siswa memiliki karakter mandiri.
  2. Meningkatkan minat dan kemampuannya
  3. Mencari pengetahuan serta termotivasi
  4. Menciptakan hal baru, berinovasi, dan mempunyai rasa cinta terhadap kesenian juga budaya.
  5. Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan melakukan kontrol diri.


6. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

            Keluarga
            Sebagai pusat pendidikan yang pertama dan utama dalam membentuk kemandirian siswa.

       Sekolah           :

Sebagai tempat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki siswa dengan program yang terstruktur dan sistematis, memberikan tuntunan melalui pendidikan sesuai minat dan bakat murid serta berpusat pada murid.

       Masyarakat     :

Sebagai tempat eksplorasi dan eksistensi kemandirian dengan potensi kemandirian yang dimilikinya, mengkondisikan lingkungan yang kondusif untuk kemandirian siswa.

 

7. TOLAK UKUR

Rancangan aksi nyata ini dikatakan berhasil jika :

  1. 80% s/d 100% siswa kelas 3 SD Negeri Citeureup 07 mengikuti pembelajaran dengan baik, meliputi materi yang disampaikan dan tugas yang diberikan, laporan disampaikan dari komentar yang terlihat/laporan melalui pesan media sosial lainnya (WA).
  2. 100% Siswa mengirimkan hasil karyanya melalui dokumentasi foto/video.
  3.  Umpan balik yang positif dari murid ataupung orangtua siswa.


8. LINIMASA TINDAKAN
  1. Guru menyiapkan materi yang akan disampaikan yaitu Materi Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 1
  2. Memberikan sosialisasi/informasi mengenai pembelajaran melalui daring lewat pesan media sosial (Whatsapp)
  3. Guru memberikan materi pembelajaran yang telah dibuat kemudian dibagikan ke media sosial youtube dengan alamat channel : https://youtu.be/SArKlXtT1fI 

     (Sesuai filosofis Ki Hajar Dewantara Kodrat Alam dan Kodrat zaman ; dampak covid19 belajar dari rumah)
  4. Melalui bimbingan Orangtua murid atau Keluarga di rumah, murid diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran dengan cara menjawab soal pada kolom komentar pada youtube (Pendidikan berpusat pada murid)
  5. Melalui bimbingan dan peran orangtua murid, murid diberikan kesempatan untuk menghias gambar dekoratif tumbuhan sesuai dengan warna dan kreatifitas masing-masing (Mengembangkan potensi anak sesuai minat dan bakatnya)
  6. Melaporkan hasil karya murid oleh orangtua/wali murid melalui media sosial whatsapp.
  7. Menampung umpan balik dari siswa/orangtua wali murid.

9. Berikut ini adalah dokumentasi dari hasil pembelajaran :

1.     Melalui bimbingan dan peran orangtua, murid mengikuti pembelajaran via daring.



Dengan bimbingan orangtua/bimbingan keluarga di rumah, murid ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan jawaban pada kolom komentar pada youtube.




Hasil Karya Siswa :


Testimoni orangtua siswa.








10.     Kesimpulan Hasil dari Rancangan Aksi Nyata :

Berhasil dilaksanakan.

 

11.     Refleksi/Evaluasi.

Dari hasil Aksi Nyata yang telah dilaksanakan, dalam prosesnya didapatkan temuan sebagai berikut :

Faktor pendukung (keberhasilan)

       Dukungan dari kepala sekolah dan rekan guru sejawat

       Adanya kerja sama dengan orang tua siswa

       Tersedianya kuota dan perangkat pembelajaran

 

Faktor penghambat (kegagalan)

       Sinyal dan jaringan internet yang tidak stabil

       Belum mumpuni dalam penggunaan teknologi/masih proses belajar

       Kesibukan orang tua dalam membimbing anaknya belajar dari rumah. 

       Belum sepenuhnya orangtua murid mempunyai dukungan fasilitas gawai dan internet.

 

Rencana Perbaikan Masa Mendatang

       Jalin komunikasi dengan orang tua siswa

       Lebih inovatif dalam penerapan metode pembelajaran

 

PENUTUP

            Demikianlah laporan Aksi Nyata Rancangan Program modul 1.1.a.10 dengan Judul “Membangun Karakter Mandiri Siswa Dalam Pembelajaran Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 1 Melalui Pembelajaran Jarak Jauh Dengan Menggunakan Media Jejaring Sosial Youtube” telah dilaksanakan. Tanpa bimbingan dari Fasilitator dan Pendamping serta kolaborasi yang baik antar anggota Calon Guru Penggerak, pastinya tidak akan berjalan dengan baik. Maka dari itu selaku penulis saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kepenulisan selanjutnya selama Program Pendidikan Guru Penggerak ini berlangsung. Terima kasih.

            Wassalaamu’alaikum Wr Wb.


Salam Guru Penggerak

Merdeka dan Bahagia

Ratna Hidayati, S.Pd

SD Negeri Citeureup 07

Kabupaten Bogor - Jawa Barat


Selasa, 01 Desember 2020

Membentuk Budaya Positif di Sekolah.

1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Refleksi Kritis tentang Budaya Positif
Fasilitator     : Bpk Dr. Cep Unang Wardaya, M.Si
PDP034        : Bpk Fajar Sidiq Setiawan, M.Pd., Gr

 

Membentuk Budaya Positif di Sekolah.
Manakah yang lebih baik? Penerapan Disiplin atau Hukuman?

        Sekolah merupakan bagian dari tripusat pendidikan yang membantu dan mempunyai peran untuk mendukung tumbuh kembangnya murid dalam menjalankan proses pendidikan yang sesuai dengan kodrat anak, kodrat alam dan juga kodrat zamannya.

        Dalam pembentukkan budaya positif sekolah, warga sekolah khususnya Guru yang mempunyai peran dan pemangku kepentingan dalam mewujudkan visi murid merdeka, posisi guru disini sangat menentukan dalam membangun karakter positif murid melalui Budaya positif sekolah yang akan diprogramkan.

        Perlu adanya komunikasi yang baik antara murid dan guru dalam menciptakan budaya positif sekolah, dengan cara memberlakukan penerapan disiplin. Penerapan disiplin bisa dilaksanakan dan dikomunikasikan dengan baik kepada murid sehingga terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, dan dampak yang dihasilkan dari penerapan disiplin berdasarkan kesepakatan tersebut adalah :

Bagi Guru :

  1. Menjadi Sauri Teladan yang baik bagi murid-muridnya.
  2. Tercipta ikatan emosional yang positif antara guru dan murid, sehingga murid mempunyai pemikiran positif terhadap gurunya.
  3. Guru tidak lagi mengeluarkan usaha yang berlebihan dalam menciptakan budaya positif murid, dikarenakan melalui manajemen yang diterapkan guru motivasi murid tumbuh dari dalam diri mereka sendiri dan mempunyai kesadaran akan apa yang dilakukan selama proses pendidikan berlangsung.

Bagi Murid :

  1. Murid merasa aman, nyaman dan tenteram dalam mengikuti proses pendidikan yang diberikan gurunya.
  2. Tumbuh motivasi dari dalam, sehingga murid merdeka tidak merasa tertekan atau terintimidasi atas apa yang mereka akan lakukan dan tidak dilakukan, karena telah menyepakati dan mengetahui konsekwensi atas penerapan disiplin yang telah dibuat antara guru dan murid tadi.
  3. Murid mempunyai kontrol diri dan bisa menyelesaikan masalahnya atas apa yang diperbuat dan dialami dalam melaksanakan proses pendidikan tersebut.
  4. Murid mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakatnya sesuai dengan potensi yang dimiliki.


        Bagaimana jika Budaya positif diciptakan melalui penerapan Hukuman? Selain jatuhnya kepada tindakan kekerasan kepada murid secara Verbal, tetapi juga berpengaruh kepada Psikologis murid. Dan tentunya tindakan kekerasan ini bisa berhubungan dengan Hukum Pidana, pastinya semua guru dalam menerapkan hukuman ini adalah tujuannya baik yakni untuk mendidik dan membangun karakter positif untuk murid, akan tetapi kita perlu kaji lagi akan dampak penerapan Hukuman kepada murid, diantaranya :

Dampak Bagi Guru :

  1. Guru akan dikenang oleh siswa sebagai karakter yang kurang baik, tidak memberikan Sauri Teladan yang baik (Jatuh harkat dan martabat guru)
  2. Tumbuh rasa egois kepada guru tersebut yang melakukan suatu hukuman.
  3. Tumbuh jiwa otoriter dalam memimpin pembelajaran di kelasnya
  4. Menghambat dan mematikan kreativitas dan pengetahuan murid.

Dampak bagi murid :

  1. Murid merasa tidak tenteram, nyaman dan aman dalam mengikuti proses pendidikan
  2. Menghambat kreatifitas murid dan tidak mempunyai kesempatan dalam mengembangkan potensinya, karena dihantui rasa takut akan tindakan guru yang akan murid terima.
  3. Ketika karakter positif yang diharapkan dari penerapan hukuman tersebut, maka justru akan memunculkan karakter yang kurang baik bagi murid seperti pemikiran murid yang menganggap bahwa gurunya tidak menyayanginya karena tidak mengasihinya dengan cara tidak memberikan kesempatan untuk menjelaskan alasan, dan guru tidak membuat kesepakatan kelas dengan murid. Dan bisa saja suatu saat nanti karakter yang dihasilkan adalah Jiwa yang pemberontak karena tidakmenegertian guru dalam melaksanakan proses pendidikan.
  4. Murid akan mengalami luka batin dan hal tersebut akan terus diingat serta berdampak panjang terhadap kehidupan murid selanjutnya.


        Untuk bisa menumbuhkan disiplin kepada murid di sekolah, maka perlunya dukungan dari para pemangku kepentingan pendidikan. (Pemerintahan, sekolah, masyarat). Dan Jika penerapan disiplin akan diterapkan dalam konteks kelas, peran dan pemangku yang dibtuhkan adalah Guru, orangtua murid dan Murid dikelas itu sendiri yang harus dilibatkan.

        Berikut ini adalah hal yang bisa dilakukan dalam menerapkan disiplin sekolah :

Guru memposisikan diri sebagai (manager), dengan penjabaran sebagai berikut :

  1. Mengambil tindakan akan bertanya kepada siswa dan membuat kesepakatan.
    Contohnya memulai kesepakatan antara Guru dan murid sebelum memulai pembelajaran, atau kesepakatan ini bisa dibuat menjelang ajaran tahun baru.
  2. Dalam perkataan menggunakan bahasa yang tidak menghakimi, dan mencoba menggali informasi murid sehingga murid merasa didengarkan.
    Contoh. Ketika menemukan kasus murid yang terlambat hadir ke sekolah, meski telah dibuat atas kesepakatan kelas sebelumnya. Guru memposisikan diri untuk menjadi pendengar yang baik, menggali informasi kenapa hal tersebut bisa terjadi dan memberikan kesempatan kepada murid agar tidak terjadi lagi.
  3. Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengatasi masalahnya terhadap apa yang murid hadapi, sehingga dampak atau akibat yang dihasilkan sesuai dengan kodrat murid. (problem solving)
  4. Membangun pola perilaku yang baik melalui budaya positif sekolah sehingga karakter disiplin tumbuh dari dalam diri murid dengan memberikan keteladanan yang baik (menuntun).
    Contoh Jika ingin membangun budaya positif melalui penerapan disiplin, berikanlah teladan yang baik dengan mempunyai jiwa yang disiplin pula kepada murid.
  5. Mengembangkan motivasi dalam diri guru terlebih dahulu sehingga dalam menumbuhkan motivasi intinsrik murid pun dapat tumbuh dengan baik.
  6. Mempunyai public speaking yang baik agar bisa menyampaikan perihal disiplin tersebut kepada orangtua siswa/masyarakat.

        Jadi kesimpulan dalam membangun budaya positif sekolah dari pertimbangan yang telah dijabarkan diatas adalah maka kita sebaiknya kita merubah pola pikir kita untuk tidak menerapkan Hukuman karena, dampak yang akan timbul tidak sebaik niat dan tujuan guru dalam mendidik melalui proses penerapan hukuman tersebut. Dan sebaiknya menerapkan penerapan Disiplin dalam menciptakan budaya positif sekolah, karena dengan penerapan disiplin dapat mencapai Visi Murid Merdeka, yakni murid yang merasa aman, nyaman, tenteram dan bahagia dalam menjalani proses pendidikan yang diberikan oleg gurunya.

        Sekian penjabaran antara penerapan hukuman dan penerapan disiplin ini saya sampaikan dalam membangun budaya positif sekolah. Tulisan ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu silahkan untuk menuliskan komentar yang membangun demi kesempurnaan tulisan selanjutnya.


Terimakasih.

Salam Guru Penggerak, Merdeka dan Bahagia.

Ratna Hidayati, S.Pd

SD Negeri Citeureup 07

CGP PDP034 Kab. Bogor Prov. Jawa Barat.

1.1.a.9 Penjabaran Aksi Nyata_Revisi.

 Penjabaran Aksi Nyata Modul 1.1.a.9

Fasilitator : Bpk Cep Unang Wardaya, M.Si
PDP034    : Bpk Fajar Sidiq Setiawan, M.Pd., Gr



            Ki Hajar Dewantara adalah Bapak pelopor pendidikan Indonesia, sesuai dengan filosofisnya yakni :
  • Guru menuntun tumbuh kembangnya murid sesuai kodratnya
  • Guru memberikan pendidikan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jaman
  • Guru memberikan pendidikan yang menghamba pada murid (berpusat pada murid)
  • Serta melibatkan tri pusat pendidikan dalam proses mewujudkan visi murid merdeka, dalam tri pusat pendidikan pihak yang terlibat yaitu : Keluarga, Guru, dan lingkungan masyarakat.
        Dalam mewujudkan visi murid merdeka yang salah satunya mempunyai profil pelajar Pancasila yang di dalamnya mempunyai Karakter Mandiri, maka dari itu saya Ratna Hidayati, S.Pd selaku CGP PDP034 Kab. Bogor Prov. Jawa Barat untuk membuat rancangan aksi nyata dengan judul "Membangun Karakter Mandiri Siswa Berbasis Filosofis Ki Hajar Dewantara ", dengan alur sebagai berikut :





1. Latar Belakang.

     Hal-hal yang melatarbelakangi untuk mewujudkan visi murid merdeka dengan membangun karakter mandiri siswa diantaranya adalah :
        Usia sekolah dasar khususnya kelas 3 belum sepenuhnya mempunyai inisiatif, tanggung jawab, disiplin, dan masih tergantung terhadap orang lain terhadap pembiasaan sehari-hari di rumah, sehingga karakter mandiri belum tumbuh sepenuhnya pada murid serta pola asuh yang berbeda dari orangtua masing-masing murid.
        Belum maksimalnya peran Tripusat pendidikan dalam mewujudkan visi murid merdeka, yang terkadang orangtua di rumah hanya mengandalkan pendidikan dari sekolah saja dalam membangun pengetahuan dan karakter murid, padahal yang dimaksud tri pusat pendidikan itu adalah Keluarga, Guru, dan Lingkungan masyarakat. Keluarga sebagai tombak pendidikan dimana murid tinggal, disusul dengan peran guru kemudian dukungan lainnya adalah Lingkungan masyarakat.

2. Tujuan

        Tujuan dari rancangan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :
1. Tumbuh karakter mandiri pada murid, sehingga murid mempunyai rasa tanggung jawab, percaya diri, serta termotivasi dengan pembiasaan positif atau kegiatan di rumah.
2. Dengan melibatkan orangtua ataupun masyarakat di lingkungan tempat tinggal murid diharapkan murid mampu mengenal tanggung jawabnya terkait pembiasaan kegiatan positif sehari-hari sehingga lebih mengenal dan mencintai lingkungan sekitar baik sosial, dan budayanya.
3. Murid mempunyai kontrol diri terhadap baik dan buruknya terhadap suatu perilaku yang harus dilakukan atau tidak dilakukan.

3. Tolak Ukur

Tolak ukur keberhasilan dari rancangan aksi nyata ini diantaranya adalah :
1. Siswa memiliki karakter mandiri dengan inisiatif dan motivasinya sendiri yakni dengan indikator dari hasil karya yang dihasilkan oleh murid dalam menuangkan dan menuliskan pembiasaan positif kegiatan sehari-harinya di rumah.
2. Penilaian sikap melibatkan umpan balik dari orangtua, dokumentasi kegiatan pembiasaan positif sehari-hari yang dilakukan, serta assesment sikap sebagai berikut :

4. Linimasa Tindakan

        Adapun linimasa dalam mewujudkan visi murid merdeka, dengan membangun karakter mandiri siswa adalah sebagai berikut :
1. Dengan dukunga kepala sekolah, rekan guru dan selanjutnya adalah mensosialisasikan program ini kepada orangtua murid dan berkolaborasi dalam proses kegiatan untuk menumbuhkan karakter mandiri murid melalui pembiasaan kegiatan positif sehari-hari di rumah.
2. CGP mempersiapkan materi yang berhubungan dengan menumbuhkan karakter mandiri murid, menuntun murid dengan dengan mengenalkan arti hak dan kewajiban di rumah, media pembelajaran bisa disampaikan melalui media sosial dikarenakan masih PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)
3. Menyiapkan instrumen penilaian dan menampung umpan balik dari Siswa, Orangtua murid, dan Warga sekolah lainnya.

5. Dukungan

        Rancangan aksinyata ini belum lengkap dan sempurna untuk dijalankan, maka dari itu dibutuhkan peran dan dukungan dari pihak-pihak yang terlibat, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Keluarga
    Keluarga adalah pondasi utama pendidikan anak, mulai anak dari usia 0 peran orangtua/keluarga sangatlah dominan dalam pembentukkan karakter anak. Maka dari itu peran pondasi ini diharuskan lebih bisa memfasilitasi kebutuhan pendidikan anak, agar anak tumbuh sesuai potensinya berdasarkan kodrat alam dan zaman.
2. Guru
    Guru sebagai penuntun tumbuh kembangnya anak sesuai kodratnya, selain itu Guru memberikan pendidikan yang menghamba pada murid (berpusat pada murid), dengan memberikan kesempatan murid dalam mengembangkan potensinya, minat dan juga bakatnya.
3. Masyarakat
       Masyarakat bagian dari tripusat pendidikan, dimana lingkungan pun berpengaruh terhadap pendidikan dan karakter murid. Lingkungan yang baik dapat mendukung potensi murid dengan baik pula. Dengan tumbuhnya Karakter dan pendidikan positif yang miliki maka murid akan mencapai manusia bahagia setinggi-tingginya dan selamat di masyarakat (Ki Hajar Dewantara, Dasar-dasar pendidikan)


Sekian penjabaran Rancangan Aksi Nyata dengan Judul Membangun Karakter Mandiri Murid berbasis Filosofis Ki Hajar Dewantara untuk memenuhi revisi pada modul 1.1.a.9 ini saya sampaikan.

Untuk penyempurnaan tulisan saya selanjutnya silahkan pembaca untuk meninggalkan komentar yang membangun pada kolom komentar. Terima kasih.

Salam Guru Penggerak, Merdeka dan Bahagia.
Ratna Hidayati, S,Pd
SD Negeri Citeureup 07
CGP PDP034
Kabupaten Bogor Jawa Barat.